Jumat, 30 Maret 2012

Surat Buat Ayah

Maaf jika aku baru tersadar,

Bahwa sudah terlalu banyak keringat yang keluar dari kulitmu

Hingga tak mampu aku seka walau dengan sejuta handuk

Karena sudah membanjiri dan menggenangi setiap lantai yang kupijak

Maaf jika aku kini tercenung,

Karena terperangah oleh gundukan kebijakan

Yang telah kau pikirkan, katakan, dan kau lakukan

Hingga rasanya tiap kepatuhan yang telah kulakukan

Tak mampu untuk membayar semuanya

Maaf jika aku baru melihat,

Banyaknya luka di otak dan tubuhmu

Tersayat oleh segala kekurangan dan ketidakberdayaanku

Terhujam dan tertikam oleh tindak tanduk yang tiada berkenan

Maaf jika aku tidak memperhatikan,

Berjuta keluh dan lenguh lelah yang kau teriakkan di kesunyian kala sendiri

Sembunyi agar tiada dari anakmu terbangun karenanya di tengah malam

Dan kembali ke dunia mimpi dengan ketidakberdayaan jiwa

Aku tahu engkau telah hidup di dua alam sejak dulu….

Siang kau sibuk bagai semut yang tak kenal lelah,

Dan malam kau beterbangan bagai kelelawar lapar yang tak kenal bosan mengepak sayap

Aku juga tahu bahwa kau telah tutupi sakit dan perihmu

Karena ketegaran itu harus kau tunjukkan agar kami tiada berteriak lapar dan sedih

Kini usiamu telah lanjut seperti bunga yang kembali merunduk setelah 1 minggu mekar,

Gurat gurat lemas di wajahmu mulai berlomba untuk bersolek,

Dan ritme nafasmu yang semakin lemah perdengarkan hembusannya

Hai ayah……ini aku tulis sebuah surat janji padamu

Rumah Allah yang ingin kau bangun nanti dalam tiga kali hela nafas, akan terbangun…

Kebahagiaan masa tuamu dalam satu kedip mata, akan bawakan tandu untuk membawamu…

Istana dunia yang ingin kau dapatkan, dalam satu sebut kau panggil namaku, kau akan berada didalamnya…

Ketenangan jiwa yang kau idamkan dalam dua kali teriakmu, akan terbirit birit untuk menghadapmu…

Senyum senyum puas dalam dua kali kau jejaki bumi, akan tergantung dengan manis di wajahmu….

Segarnya udara pagi tanpa beban, akan selalu menyapamu tanpa kau mimpikan terlebih dulu…

Dan peluk istri tercintamu akan selalu dapat kau rasakan, karena tak akan pernah ku biarkan ia mengkhawatirkan kebutuhanku…

Surat janjiku ini adalah sumpah atas nyawaku

Surat janji ini adalah harta yang menjadi jaminan atas kebahagiaanku

Jika boleh, maka biar kutukarkan semua nafas yang kumiliki dengan terkabulkannya isi suratku

Sebelum aku melihat ayah menangis bahagia dan memelukku atas terciptanya mimpimu,

Maka tak akan pernah kubiarkan tubuh ini beristirahat hingga jatuh dan terkulai untuk selamanya….

Hidupku untuk kebahagiaanmu wahai orangtuaku (Dalam rangka beribadah pada Tuhanku)…

Percaya dan yakinlah aku mampu esok…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar