Ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan, apa yang sangat ingin kita lakukan? Menangis?!
Seperti itulah yang kualami hari ini. Harapan yang kugenggam erat-erat sejak sebulan yang lalu, berebutan jatuh ke tanah. Seperti menggenggam pasir kuat-kuat. Semakin kuat aku menggenggamnya, semakin banyak butiran yang jatuh.
Celakanya, sesuatu yang membuat hatiku tercabik-cabik itu, yang memupuskan harapanku sedikit demi sedikit, yang membuatku tidak bisa menikmati makan siangku hari ini, yang berhasil menundukkan kepalaku saat berjalan tanpa ada keinginan sedikit pun tuk menoleh ke depan, hanya secarik kertas dalam amplop. Ukurannya sangat kecil pula! hanya seukuran kertas A4 dibagi lima. huwaaaaaa……>_<
Waduuuuh, kenapa terasa ada sesuatu yang hangat di pipiku ya? kesalku pagi tadi.
Duh Gusti, kenapa aku menangis… Aku tak ingin menangis!
Sesuatu itu mungkin hanya secarik atau potongan carik kertas. Tapi, ya ampun… tulisan di kertas itu yang jadi kunci harapanku. Aku mencoba menegarkan diri, tersenyum simpul kepada setiap kawan yang menyapa. meski rasanya kepalaku saat itu berat sekali, seperti ada godam yang menghantamnya. Mencoba tuk menjalani hari seperti tak terjadi apa-apa. Mungkin masih efek dari tulisan di atas kertas itu.
Semuanya, bersikap seperti biasa itu masih bisa kutahan. Hingga aku berjalan pulang menuju kos sore tadi…
Tidak dapat kutahan lagi. Akhirnya semua tumpah saat aku belum sampai ke kamar. Aku menangis! Tapi aku tak ingin menangis Tuhan….!
Kucoba tuk tegarkan diri kembali. Melihat-lihat sms motivasi yang selalu dikirim teman. Mambuka-buka kembali buku-buku motivasi yang tersusun rapi di kamarku. Memelototi kembali planning yang dulu kutulis dengan penuh semangat.
Mujarab!
Air mata itu berhasil kubentak tuk berhenti nongol di pelupuk mata.
“Ujian itu akan mendekatkan jarak antara diri kita dengan Rabb, mengajarkan kepada diri kita bagaimana berdo’a, dan akan menghilangkan kesombongan, ‘ujub dan rasa bangga diri. Optimislah, jangan pernah berputus asa dan jangan pula menyerah tanpa usaha. Berbaiksangkalah kepadaNya dan tunggulah segala kebaikan yang akan datang sebagai buah dari kesabaran.“
Kubuka salah satu sms yg masuk ke handphone-ku pagi tadi, dari nomor yang tak kukenali.
kubaca dan kuresapi maknanya…
Yah, aku harus optimis! harus berbaik sangka! tidak boleh menyerah! tak boleh menangis!
Bahwa semua yang dikehendaki Allah itu adalah yang terbaik. Meski yang terbaik tak selalu jadi yang terindah…
Anchy, (Kucoba berbicara dengan diri sendiri)
Kau boleh saja menangis. Tapi nanti setelah masalahnya selesai. pastikan saat kau menangis, kau menangis dalam keadaan menang.
Menang, saat akhirnya kau berhasil menyelesaikan satu per satu episode kesulitan ini dengan baik………..
Then, nampaknya hatiku sudah mulai bisa diajak kompromi oleh si akal. Kumulai menata diri lagi. Menyelesaikan apa yang bisa kuselesaikan malam ini. Kertas itu bukan penentu tercapai atau tidaknya harapanku. Tugasku hanya berusaha, karena dalam berusaha itulah aku menemukan kesempatan untuk berhasil!
Allah hanya ingin melihat usahamu. Setelah berusaha, jangan risaukan hal-hal yang memang tidak bisa di-handle, karena Dia yang akan meng-handle-nya di saat-saat yang paling tepat……….^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar