Jumat, 25 Maret 2011

Mouthwash


MOUTHWASH

Produk farmasi meliputi pangan dan kosmetik, Terdapat banyak sekali produk kosmetik yang beredar dimasyarakat. Saat ini kosmetik semakin tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari baik untuk perawatan dan fungsi estetis yang digunakan dari  kepala hingga  kaki. Misalnya shampoo, conditioner, lipstick, bedak, hair coloring, moisturizer, body lotion, krim cukur, pasta gigi, dan lain-lain.
Salah satu produk kosmetik yang digunakan untuk perawatan mulut, gusi, dan gigi  adalah mouthwash yang bersifat antibakteri. Sediaan ini bertujuan untuk merawat, menyegarkan, dan mengharumkan nafas atau menghilangkan bau mulut.
Penggunaan antibiotik, misalnya, dapat membunuh bakteri ‘baik’ yang dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteri yang tidak diinginkan dan bersifat merugikan misalnya Candida albicans. Sehingga diperlukan antibakteri untuk mengurangi populasi bakteri yang merugikan ini.
Mouthwash harus bersifat non-toksik dan tidak menimbulkan iritasi. Antibacterial agents yang biasa digunakan adalah fenol, thymol, tannic acid, chlorinated thymols, hexachlorophene, dan senyawa ammonium kuartener.
Secara umum, mouthwash dapat diklasfikasikan menjadi:
·         Mouthwash yang mengandung air (biasanya alkohol), perasa, dan pewarna. Biasanya juga mengandung surface-active agents yang berperan dalam proses meresapnya essential oil dan membersihkan gigi dan mulut.
·         Mouthwash yang fungsi utamanya adalah mematikan bakteri yang merugikan yang biasanya banyak terdapat akibat gigi berlubang.
·         Astringents mouthwash yang langsung berefek pada mukosa mulut.
·         Mouthwash yang dapat digunakan setelah diencerkan terlebih dahulu.
·         Buffer Mouthwash yang bekerja sesuai pH larutan. Misalnya alkalin yang dapat berfungsi untuk mereduksi saliva.
·         Deodorizing mouthwash yang bersifat antibakteri atau mekanisme lainnya.
·         Therapeutics mouthwash yang diformulasi untuk mengurangi infeksi, mencegah caries pada gigi, atau mengurangi kondisi patologis pada mulut, gigi, atau tenggorokan.
Klasifikasi ini hanya bertujuan sebagai ilustrasi. Karena satu produk dapat menjadi antiseptik dan astringen, buffer pada pH optimum, dengan tambahan deodorant (selain zat germisida), diproduski dalam konsentasi tertentu,dan bekerja pada kondisi yang spesifik.
Produk mouthwash berbeda satu sama lain sampai batas tertentu. Tetapi ada berbagai bahan yang umum untuk semua jenis. SepertiThese inc:
§   Flavouring - such as eucalyptol or menthol which gives a mouthwash its distinctive taste.Flavouring, seperti: eukaliptol atau mentol pada obat kumur yang memberikan rasa yang khas. Most mouthwashes are mint flavoured. Kebanyakan obat kumur rasa mint.
§   Preservative - this prolongs the life of the mouthwash and prevents the formation of bacteria and other microbes.Pengawet. Bahan ini akan memperpanjang masa pemakaian obat kumur dan mencegah pembentukan bakteri dan mikroba lainnya. An example of this is sodium benzoate. Contohnya adalah natrium benzoat.
§   Water - an essential component of a mouthwash which helps to liquefy all of the ingredients.Air merupakan  komponen penting dari suatu obat kumur yang membantu untuk mencairkan semua bahan.
§   Sweeteners - these enhance the taste of a mouthwash.Pemanis. Bahan ini meningkatkan rasa obat kumur. Examples of these include sodium saccharine and sucralose. Contoh bahan ini termasuk sakarin natrium dan sucralose.
§   Colouring - this is added for aesthetic reasons, to improve the visual attractiveness of the mouthwash.Pewarna. Bahan ini ditambahkan untuk alasan estetika, untuk meningkatkan daya tarik visual obat kumur.
§   Fluoride - this chemical is often added to water filtration systems and toothpaste as a means of further protection against tooth decay.Fluorida. Bahan kimia ini sering ditambahkan ke sistem penyaringan air dan pasta gigi sebagai sarana perlindungan lebih lanjut terhadap kerusakan gigi. It also helps to strengthen the teeth. Hal ini juga membantu memperkuat gigi.
§   Detergent - an essential part of the mix which helps with the removal of plaque and food debris from the teeth.Deterjen merupakan bagian penting dari campuran yang membantu pengangkatan plak dan sisa-sisa makanan dari gigi.
§   Calcium - this also helps to strengthen the teeth and so protect them from tooth decay.Kalsium juga membantu memperkuat gigi dan melindungi dari kerusakan gigi. Included for the same reasons as fluoride. Termasuk untuk alasan yang sama seperti fluoride.
§   Antiseptic - there are several types of antiseptic which all have anti-bacterial properties and are used to attack the build up of plaque on the teeth.Antiseptik. Ada beberapa jenis antiseptik yang memiliki sifat anti-bakteri dan digunakan untuk mencegah pembentukan plak pada gigi. Antiseptic mouthwashes are popular with people who have a mouth infection, bad breath or gum disease. Antiseptik pada mouthwash biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki infeksi mulut, bau mulut atau penyakit gusi.Examples of these include chlorhexidine gluconate and cetylpyridinium chloride. Contohnya meliputi chlorhexidine glukonat dan klorida cetylpyridinium.
§  Alcohol - this is considered an important part of a mouthwash as it has a strong anti-bacterial Alkohol - ini dianggap merupakan bagian penting dari obat kumur karena memiliki efek anti-bakteri yang kuat. It removes germs and bacteria from the mouth which are responsible for tooth decay and enhances the effects of similar ingredients. Alkohol menghilangkan kuman dan bakteri dari mulut yang menyebabkan kerusakan gigi dan meningkatkan efek dari bahan serupa. Alcohol mouthwashes must not be used by childrObat kumur yang mengandung alkohol tidak boleh digunakan oleh anak-anak.
FORMULA
Mouthwash berbahan dasar sabun
Untuk mouthwash yang berfungsi untuk membersihkan dan menyegarkan mulut tanpa efek antibakteri  dapat menggunakan formula 1.

Konstituen                                                    per cent
Powdered soap                                              2
Glycerine                                                       15,0
Alcohol                                                          20,0
Water                                                              63,0
Flavour                                                          q.s

Detergen sintetik yang bersifat non-iritant dapat ditambahkan pada formula di atas untuk menghasilkan busa.
Thymol (Isopropyl Metacresol)
Thymol dapat larut dalam alcohol. Larutan yang mengandung boraks diencerkan dalam konsentrasi 5 hingga 20% (formula 2)

Konstituen                                                    per cent
Thymol                                                             0,03
Alcohol                                                            3,00
Borax                                                                2,00
Sodium bicarbonate                                                  1,00
Glycerine                                                       10,00
Flavour                                                             q.s
Water                                                        to 100,00

SYARAT PRODUK
o   Bersifat antiseptik jika diencerkan ataupun dalam penggunaan normal
o   Memiliki rasa yang segar, memberi kesan ‘bersih’pada mulut
o   Tidak mahal
o   Atraktif (pengemasan dan tampilan produk).
Efek yang diinginkan dalam mouthwash adalah:
Ø  Efek mekanis dalam membilas
Ø  Efek antiseptic yang terdapat dalam mouthwash
Ø  Efek minyak esensial dalam penambah rasa.
Zat antiseptik yang dapat digunakan pada mouthwash
Chlorinated phenols
Parachlormetacresol dan parachlormetaxylenol sesuai untuk mouthwash selain juga digunakan sebagai antiseptik. Selain itu terdapat pula beberapa senyawa fenol yang dapat digunakan namun tidak seluruhnya karena berbagai faktor misalnya rasa yang tidak enak, sukar larut, dapat dengan cepat berubah warna atau megalami degradasi, kurangnya informasi mengnai toxicology, dan harga bahan yang tinggi. Beberapa fenol yang sering digunakan adalah:
ü  Beta-naphtol dalam konsentrasi sekitar 0,3 hingga 0,5% dalam larutan air dan alcohol.
ü  Thymol yang merupakan slaah satu derivate essencial oil amun sekarang dapat disintesis. Biasanya digunakan dalam konsentrasi 0,1%
ü  Carvacrol, isomer dari thymol
ü  Chlorothymol merupakan p-kloro derivat timol, biasanya digunakan dalam konsentrasi dari 0,05% hingga 0,1%
ü  Amyl-,hexyl-,heptyl-, dan octylphenols digunakan dalam konsentrasi 0,05 hingga 0,3%
ü  Hexylresorcinol yang digunakan dalam konsentrasi 0,05 hingga 0,1%
ü  Hexachlorophene yang merupakan phenol antibakteri yang paling sering digunakan dengan konsentrasi 0,02 hingga 0,2%
ü  Phenol digunakan dalam 0,1 hingga 1%

Beberapa alasan digunakannya fenol sebagai antibakteri adalah:
v  Karena termasuk derivat hidroksibenzen yang memiliki sifat bakterisid
v  Secara struktur, efek mikrobisid dapat berasal dari alkilasi, halogenasi, dan hidroksilasi
v  Senyawa phenol lebih aktif jika dalam bentuk hidroksil dan lebih aktif dalam pelarut air dibandingkan dalam pelarut lainnya.
v  Kelarutan derivatitive fenol dalam air berkurang dengan alkilasi atau halogenasi namn biasanya meningkat dengan hidroksilasi.
Senyawa ammonium kuartener
Senyawa ammonium kuartener digunakan sebagai antibakteri dan deodorant.
Namun dalam penggunaannya dalam produk sering memberikan rasa pahit dan efek yang tidak diharapkan setelah menggunakannya.

Karakteristik senyawa ini adalah:
·         Pada umumnya kuartener incompatible dengan detergen anionic dan senyawa lainnya
·         Tes koefisien phenol yang dilakukan pada senyawa ini bukan merupakan metode yang tepat untuk melihat aktivitas senyawa ini
·         Senyawa kuartener pada umumnya efektif pada bakteri dan fungi yang mmiliki spektru yang luas
·         Sebagian besar kuartener aktif di bawah pH netral, kecuali cetylpyrinium chloride dan beberapa lainnya efektif diatas pH tersebut.
 
MINYAK ESENSIAL
Minyak esensial pada mouthwash digunakan untuk menentukan rasa namun banyak juga yang berfungsi sbagai antibakteri misalnya cinnamon, cassia, clove, eucalyptus, thyme peppermint,anise, dan wintergreen, juga derivate-derivat thymol, eucalyptol,anethole,dan metil salisilat. Hal ini disebabkan karena minyak esensial ini mengandung konsentarsi aldehid aromatic atau alcohol yang tinggi yang bersifat antibakteri walaupun asam dan ester yang terdapat pada minyak esensial ini tidak berfungsi sebagai atibakteri.

ZAT ANTIBAKTERI LAINNYA
§  Asam bezoat yang bersifat antibakteri, tidak membahayakan membran mukosa dan struktur gigi, juga memiliki rasa yang baik.
§  Formaldehyde yang bersifat germisida kuat namun memberi efek pada jaringan oral.
§  Potassium chlorate yang kadang-kadang masih digunakan untuk infeksi oral namun dapat mengakbatkan hemoglobinuria.
§  Tyrothrycin dan gramicidin merupakan antibiotik yang stabil pada larutan sehingga memungkinkan dalam formula mouthwash namun saat ini tdak digunakan sejak tahun 1967.
§  Iodine yang juga bersifat antiseptik
§  Chlorine dalam konsentrasi 2 hingga 4%
§  8-hydroxyquinoline (jarang) begitu juga citrate atau sulfat namun memberikan rasa yang kurang enak dapat digunakan pada konsentrasi 0,05 hingga 0,2%
§  Derifat Nitrofrazone yag memiliki sifat antibakteri pada spectrum luas.
§  Senyawa organic merkuri yang dapat digunakan pada mouthwash namun memiliki toksisitas yang tinggi
§  Sodium perborate, urea peroxide, dan senyawa lainnya.

BAHAN ASTRINGENTS
Senyawa zinc dan alumunium biasanya digunakan sebagai bahan astringen. Zink klorida, zink asetat, dan alumunium potassium sulfat dapat digunakan pada konsentrasi 0,05 hingga 0,2%.  Astringen berfungsi dalam memberikan perlindungan pada bagian mukosa yang mengalami radang.

BAHAN DEODORAN
Mekanisme efek deodorant ini adalah:
·         Membersihkan gigi dan jaringannya sehingga menghilangkan kooran yang dapat berfermentasi.
·         Menghambat bakteri dan aktivitas enzimnya dalam mlut sehingga tidak mengakibatkan bau mulut.
·         Komposisi yang memodifikasi atau mengeliminasi zat-zat yang menghasilkan bau mlut melalui reaksi kimia atau penyerapan secara fisika.
·         Mensubtitusi dengan efek masking.

ALKOHOL
Fungsi alkohol dalam formula adalah:
o        Mempengaruhi kelarutan minyak esensial dan senyawa organic lainnya yang meiliki derajat kelarutan yang kecil dalam air.
o        Mengurangi tegangan permukaan sehingga dapat memabasahi dan mengakibatkan efek penetrasi pada zat yang bersifat antibakteri, astringent, dan deodorant.

Dalam sebuah media, dilaporkan tentang hubungan antara obat kumur berbasis alkohol dan kanker. Findings from this research suggest that using a mouthwash can increase your risk of oral cancer. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan obat kumur bisa meningkatkan risiko kanker mulut.
However this research is inconclusiNamun penelitian ini adalah tidak meyakinkan. Other factors may be involved, for example smoking, excess alcohol consumption and poor oral care. Faktor lain mungkin terlibat, misalnya merokok, konsumsi alkohol berlebihan dan perawatan mulut yang buruk. These are all risk factors for oral cancer. Ini adalah faktor risiko untuk kanker mulut.
Cancer Research UK and The British Dental Health Foundation argue that more research is needed to determine if there is a link or not between mouthwashes and oral cancer.            Penelitian Kanker Inggris dan The British Dental Health Foundation menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah ada hubungan atau tidak antara mouthwash dan kanker mulut.

Does a tooth whitening mouthwash workEfek samping dari penggunaan Mouthwash
Mouthwashes are considered safe to use although children and those with drink problems should avoid the alcohol based variety.            Mouthwash dianggap aman untuk digunakan pada anak-anak. Bagi mereka yang bermasalah, harus menghindari minum alkohol berbagai berbasis, karena dapat menyebabkan iritasi pada orang yang menderita gangguan pencernaan seperti refluks asam dan panas yang disebabkan oleh tingkat keasaman tinggi. In this case it is better to choose a mouthwash which has a neutral PH factor rather than the acidic varieties. Dalam hal ini lebih baik untuk memilih obat kumur yang memiliki faktor PH netral daripada varietas asam.











“Undangan” Bagi Siswa Pintar

Tak lama lagi, SNMPTN akan digelar. Berbeda dengan sebelumnya, ada pola baru dalam seleksi penerimaannya.

Siang itu, Senin (28/2), Gedung Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas tampak riuh. Ratusan orang berseragam dinas memenuhi gedung ini. Mereka adalah para kepala sekolah (kepsek) yang berasal dari SMA/MA/SMK se-Sulawesi-Selatan (Sul-Sel). Sejak pukul 09.00 WITA, mereka mengikuti Rapat Koordinasi Ujian Nasional dan Sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011.

Dalam pertemuan akbar itu, turut pula disosialisasikan adanya jalur baru masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), termasuk Unhas, yaitu jalur “Undangan”. Berbeda dengan sebelumnya, proses SNMPTN 2011 dilakukan dalam dua tahapan, yakni jalur undangan dan jalur tertulis. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No 34 Tahun 2010, yang menetapkan minimal 60 persen kuota maba melalui jalur SNMPTN, baik tertulis maupun undangan. Sementara, untuk seleksi jalur mandiri maksimal 40 persen.

Menurut Wakil Rektor I, Prof Dr Dadang Suriamiharja, jalur ini dibuka sebagai bentuk apresiasi dari pihak PTN bagi sekolah yang telah terakreditasi A, B, maupun C. Hal ini, tambahnya, untuk memberikan semangat bagi pihak sekolah agar lebih meningkatkan diri. “Jika sekarang terakreditasi B atau C, mungkin ditingkatkan menjadi akreditasi A,” ungkapnya.

Bagi sebagian kepsek yang hadir dalam pertemuan itu, jalur ini sangat asing. Drs Fatahuddin MSi, Kepsek Makassar Raya misalnya, mengaku baru mengetahui adanya jalur baru ini. “Baru pada pertemuan ini, saya mengetahui adanya jalur baru ini,” ungkapnya.

Hal senada dialami oleh Drs Djuanda, Kepsek SMAN 1 Sinjai. Meski sekolah yang dikepalainya terakreditasi A, ia mengeluhkan belum adanya sosialisasi ataupun surat pemberitahuan yang masuk ke sekolah mereka mengenai jalur ini. Ia baru mendapatkan informasinya setelah membaca surat kabar pertengahan Februari lalu. Padahal, jalur ini telah dibuka sejak 1 Februari. Kurangnya informasi terkait teknis pendaftaran, jadi masalah tersendiri bagi Djuanda. Namun, saat ini ia mulai meng-input data siswa yang direkomendasikan mengikuti jalur ini. “Semoga belum terlambat, meskipun sosialisasinya terlambat,” harapnya.

Lain lagi dengan Drs Syamsuddin MSi, Kepsek SMA Ma’rang Pangkep. Menurut penuturannya, ia telah mengetahui dan mencoba mengikuti jalur ini. Ia mendapatkan informasinya melalui sebuah brosur yang dibawa oleh beberapa mahasiswa yang mengadakan sosialisasi PTN di sekolahnya. Ia pun telah mengisi data terkait profil sekolah.

Masih minimnya sosialisasi serta adanya masalah terkait jaringan internet, dikeluhkan oleh sebagian besar kepsek yang hadir pada pertemuan itu. Menanggapi hal ini, Alim S Si, salah seorang panitia lokal SNMPTN Unhas mengungkapkan, pada jalur ini memang dibutuhkan sikap hiperaktif dari para kepsek. Jika bermasalah dengan jaringan internet, pihak sekolah dapat langsung menghubungi PT Telkom. “Program ini adalah program nasional yang bekerjasama dengan Telkom,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dadang menambahkan, jika pihak sekolah merasa terkendala dengan sosialisasi yang hanya diadakan via internet, berarti status akreditasi sekolah itu patut dipertanyakan.

Berdasarkan penjelasan panitia lokal SNMPTN Unhas dalam kegiatan sosialisasi tersebut, untuk jalur Undangan ini, proses pendaftaran hanya bisa dilakukan oleh kepala sekolah. Sekolah yang dapat mendaftarkan siswanya untuk mengikuti seleksi jalur ini hanya yang sudah terakreditasi. Nilai akreditasinya pun mempengaruhi jumlah siswa yang dapat didaftarkan oleh sekolah.

Sekolah yang terakreditasi A kelas akselerasi misalnya, diberikan kesempatan untuk mendaftarkan seluruh siswanya. Sekolah akreditasi A kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) atau unggulan, hanya boleh mendaftarkan 75 persen siswa terbaik dalam kelas.

Sementara, untuk akreditasi A kelas reguler, yang boleh didaftarkan hanya 50 persen siswa terbaik di dalam kelas. Sekolah dengan akreditasi B, hanya boleh mendaftarkan 25 persen. Yang paling miris untuk nilai akreditasi C, hanya bisa mendaftarkan 10 persen siswa terbaik di dalam kelas.

Meski penetapan kuota untuk masing-masing kelas ini berasal dari pusat, hal tersebut tentu membatasi kesempatan bagi siswa pada masing-masing tingkatan, utamanya sekolah yang terakreditasi C.

Menjawab persoalan ini, Prof Dr Sofyan Salam, Wakil Rektor I Universitas Negeri Makassar angkat bicara. Menurutnya, kuota yang ditetapkan bagi sekolah-sekolah itu hanya berupa peluang, namun belum pasti diterima pada PTN yang bersangkutan. “Masing-masing PTN memiliki kewenangan sendiri dalam hal penentuan kelulusan,” tuturnya, Ahad (6/3).

Mengenai perbedaan kuota, ia menambahkan, jika semua siswa diberi peluang yang sama, tentu akan banyak yang tidak lulus. “Kan kasihan, apalagi di jalur ini siswa juga harus membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 175 ribu,” tangkasnya.

Untuk kuota pada masing-masing PTN, Dadang menetapkan 15 persen melalui jalur Undangan untuk skala Unhas. Angka ini lima persen lebih tinggi dari standar minimal yang ditetapkan secara nasional. Berbeda dengan UNM yang hanya menetapkan standar minimal, yaitu 10 persen. Jumlah ini memperhitungkan calon mahasiswa tidak mampu, yang akan menerima Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi) dari pemerintah, dengan kuota 500 penerima.

Berbicara mengenai jalur penerimaan maba, beberapa tahun terakhir, Unhas telah membuka kemudian menutup jalur penerimaan maba. Sebut saja Ujian Masuk Bersama (UMB), yang hanya dibuka 2008 silam. Demikian pula Penerimaan Mahasiswa Susulan (PMS). Lalu, bagaimana sebenarnya pembukaan dan penutupan jalur penerimaan itu? Akankah jalur undangan ini akan sama seperti jalur sebelumnya, berusia tak lebih dari setahun?

Menanggapi hal ini, Dadang mengungkapkan, pembukaan dan penutupan jalur itu mengikuti jadwal nasional. Jalur undangan ini berbeda dengan jalur sebelumnya. UMB dan PMS dibuka untuk memenuhi kuota yang tidak terpenuhi. Sementara, jalur undangan ini terintegrasi secara nasional dan wajib dibuka oleh seluruh PTN di Indonesia. Dadang memperkirakan, jalur undangan ini akan tetap dibuka tahun depan.

Kamis, 17 Februari 2011

Pemuda Muslim, Aku Dengar Mesjid Memanggilmu...

Benar-benar menyenangkan sekaligus mengharukan, ketika menyaksikan kebersamaan kaum muslimin memenuhi panggilan Allah. Aktivitas mulia ini mencerminkan ketundukan pada satu sesembahan, kesatuan tujuan, kebersamaan, persamaan, kerapian, dan kekuatan barisan kaum muslimin. Sayangnya, pemandangan indah itu seringkali hanya sebatas di bulan Ramadhan. Di luar Ramadhan, mesjid hanya diisi segelintir orang, bahkan dapat dihitung jari. Saat Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya tiba. Lebih memprihatinkan lagi di waktu subhu. Sangat sedikit orang yang hatinya terpaut dengan mesjid. Yang sedikit itu pun biasanya berusia lanjut. Ke mana para pemudanya?

Umat Islam dan mesjid adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Sejarah Umat Islam hampir tak pernah lepas dari peranan mesjid di dalamnya. Ya! memang, mesjid dalam Islam memiliki fungsi yang begitu penting dan besar. Tak sebatas tempat ritual shalat berjamaah saja. Lebih dari itu, juga dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan, kegiatan sosial kemasyarakatan, dan aktivitas keumatan yang lain. Umat Islam akan hebat jika mereka 'dekat' dengan mesjid. Sebaliknya, akan mundur dan terbelakang jika 'jauh' dari mesjid.

Sayangnya, masih sedikit hati yang terketuk memakmurkan mesjid dengan beragam aktivitas. Di luar Bulan Ramadhan, seolah mesjid-mesjid kembali menangis. Mesjid, bukan spesial untuk yang tua-tua saja. Para pemuda harusnya lebih semangat. Pemuda seperti inilah yang disebutkan Rasulullah termasuk satu di antara tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah, di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.

"...Seseorang yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid..." (Bukhari, Muslim, dan At Tirmidzi)

Tunggu apa lagi, kakak2 n saudara2ku... mari makmurkan mesjid!

Rabu, 16 Februari 2011

Bidadari Itu Adalah Kakakku (2)

Bidadari…
Hemm, apa yang kawan pikirkan saat mendengar kata ini?
Wanita, cantik, kulit putih, rambut dan mata indah, hidung mancung, tubuh proporsional, dan hal-hal mempesona lainnya?
Tepat sekali!

Selama ini, pikiran kita memang dipenuhi gambaran-gambaran itu kala mendengar atau membaca satu kata ini, Bidadari!

Masih ingat dengan Kak Laisa? Sebuah nama yang dulu kuprediksikan sebagai sosok bidadari surga yang terpampang pada bagian sampul novel ini?

Dugaanku benar. Dialah salah seorang bidadari itu.
Namun… padanya, sama sekali tidak tersemat gambaran perawakan fisik layaknya bidadari yang kita ketahui.

Untuk memulainya, aku ingin meminjam kata-kata Jamil Zirlyfera, Pemimpin Redaksi UMMI. “Laisa bukan gambaran wanita “ideal” di layar kaca, yang ‘bening, licin, dan wangi’. Namun, padanya setiap perempuan bisa berkaca soal keteguhan hati, kemandirian, cinta, dan keikhlasan.”

Ya… Laisa bukanlah wanita yang cantik, berkulit putih, rambut dan mata indah, tubuh proporsional, atau hal mempesona lainnya. Ia tidak memiliki satu pun sifat fisik itu. Bahkan sebaliknya. Tubuhnya gemuk, gempal, hitam, pendek, berambut gimbal, hidung pesek, dan segala keterbatasan fisik lainnya. Namun, jika saja Kawan membaca novel ini langsung, tentu akan tahu, betapa ia memiliki ‘sesuatu’ berharga lain. Melebihi jangkauan indera, yang kadang bersifat munafik!

Laisa, si sulung dari kelima anak Mamak Lainuri. Kakak dari adik-adik yang berhasil, membanggakan tidak hanya keluarga, tapi juga kampung, kota, negara, dan dunia. Yang rela berhenti di kelas empat sekolah dasarnya, demi melihat adik-adiknya sekolah (Seperti yang kukatakan sebelumnya, keluarga mereka yang termiskin di Lembah Lahambay).

Laisa, sosok wanita kuat, yang rela kulitnya terpanggang matahari setiap hari demi menyekolahkan adik-adiknya. Membantu Mamak bekerja di ladang hingga ashar tiba, memasak gula aren di dinginnya subhu, menyadap damar di hutan, serta mencari dan menganyam rotan. Semuanya, hanya untuk adik-adiknya!

Lembut? Laisa juga tak memiliki sifat yang satu ini. Ia sangat tegas. Tak segan memarahi adiknya yang bolos sekolah, bahkan memukulinya dengan rotan. Namun, sekali lagi, itu ia lakukan demi kebaikan adik-adiknya.

Laisa…. Ah, tidak bosan aku menyebut namanya. Semoga kawan juga tak bosan membacanya… ^_^

KERJA KERAS!!! Itulah yang sering ia teriakkan pada adik-adiknya. “Bekerja keraslah! Kelak, kalian akan menemui kehidupan yang jauh lebih baik di luar lembah ini.” Jika ia kembali mendapati adik-adiknya--terutama Ikanuri dan Wibisana yang sangat bandel--bolos sekolah, ia akan berteriak sambil menunjuk-nunjuk dada adiknya dengan rotan, “Mau jadi apa kalian jika tidak sekolah? Kalian punya janji kehidupan yang lebih baik di luar lembah ini!”

Moment yang paling mengharukan dari serpihan kisah ini, ketika Laisa berusaha menyelamatkan dua adiknya, Ikanuri dan Wibisana, dari terkaman tiga ekor harimau di hutan seberang kampung mereka. Meski dengan kaki yang gemetaran karena takut, matanya tetap melotot pada tiga harimau itu. Demi adiknya, ia rela mengorbankan dirinya. Namun, entah karena apa, harimau kelaparan itu urung menerkam tubuh Laisa. Barulah ketika duduk di bangku SMP (kalau tidak salah), Dalimunte, adik Laisa yang kini seorang professor bidang fisika mengetahui jika binatang pun memiliki insting. Seperti halnya manusia, harimau itu tahu, Kak Laisa nekat melawan mereka demi melindungi adik-adiknya. Subhanallah!!

Satu dari beberapa hal yang kupelajari dari sosok Laisa adalah sifat pemaafnya. Harus teman-teman tahu, kejadian menyelamatkan adik dari terkaman harimau itu, dilakukan Laisa justru setelah hatinya tercabik-cabik karena perkataan dan sikap tidak patuh kedua adiknya.

“Kau bukan kakak kami! Tubuhmu pendek, hitam, jelek. Sama sekali tidak sama dengan kami! Jadi buat apa kami menuruti kata-katamu?”

Siapa yang tidak merasa sakit hati dengan perkataan itu?! Dikatakan oleh adik pula! Namun, begitulah… ‘Bidadari surga’ ini sama sekali tak menyimpan dendam pada adiknya. Dan ia, tak pernah datang terlambat untuk menyelamatkan adik-adiknya.

KAK LAISA, TAK PERNAH TERLAMBAT UNTUK ADIKNYA…

***

Satu moment lagi, yang membuat semangatku turut membuncah. Moment setelah Kak Laisa berhasil menyelamatkan dua sigung nakal (Ikanuri dan Wibisana). Di saat mereka (Kak Laisa, Dalimunte, Ikanuri dan Wibisana) berjalan pulang dari hutan. Waktu itu dini hari. Kak Laisa berseru sambil menunjuk gerombolan kunang-kunang yang melintas. “Lihatlah! Kunang-kunang yang indah. Suatu hari nanti, sungguh kalian akan melihat berjuta kerlip cahaya lampu yang jauh lebih indah di luar sana, di luar lembah kita…”

“Suatu saat nanti, kalian akan melihat betapa hebatnya kehidupan ini… Betapa indahnya kehidupan di luar sana. Kalian akan memiliki kesempatan itu, yakinlah… kakak berjanji akan melakukan apapun demi membuat semua itu terwujud…”

“Tapi, sebelum hari itu tiba, sebelum masanya datang, dengarkan kakak. Kalian harus rajin sekolah, rajin belajar, dan bekerja keras!”

Sengaja aku kutip petikan itu secara utuh. Aku benar-benar terkesan dengan kalimat itu…

Aku jadi teringat dengan orang tuaku. Aku memang tak memiliki kakak seperti Kak Laisa. Juga tak bisa jadi kakak sepertinya (karena tak memiliki adik!). Tapi, cukuplah aku analogikan dengan orang tuaku. Ah, entah karena apa, aku sering malu mengungkapkan cintaku pada mereka. Mungkin karena aku belum berbuat sesuatu yang bisa membuktikannya. Bukankah cinta itu perlu bukti? Tak sekadar ungkapan, yang suatu saat dapat dengan mudah dilupakan!

***

Kawan… sungguh, hanya orang bebal yang tak menitikkan air mata, saat membaca kisah yang akan kuceritakan berikutnya. Kisah, saat tubuh kecil Yashinta terbaring lemah karena sakit. Waktu itu tengah malam, saat tubuh pucatnya mendadak kejang, matanya berubah jadi putih dan melotot. Saat itulah… Saat Mamak Lainuri, Dalimunte, Ikanuri, dan Wibisana hanya bisa menelan ludah, panik, dan tak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba Kak Laisa berlari keluar rumah, menuruni anak tangga dan menembus derasnya butiran hujan. Tak peduli sudah berpuluh kilometer ia berlari. Tak peduli dinginnya malam di awal musim penghujan daerah lembah. Tak peduli, kini tubuhnya basah kuyup, terhantam butiran air bak kerikil kecil yang dilemparkan dari langit. Dan… Tak peduli… tak peduli sakit yang ia rasakan pada mata kakinya.

Kembali Kak Laisa menepati janjinya, tak akan pernah terlambat untuk adik-adiknya….

Kak Laisa, hanya bisa menggigit bibir dan memaksa kakinya mengalah oleh semangatnya. Saat itu, tulang mata kakinya bergeser karena menabrak batang pohon di tengah gelapnya jalan. Lebam! Tak peduli dan tak pernah peduli, ia terus berlari menuju tempat mahasiswa kedokteran yang sedang KKN di kecamatan atas. Berharap mereka dapat membantu menyembuhkan adik bungsunya, Yashinta.

Tak ada yang pernah tahu betapa hebatnya rasa sakit yang dirasakan Kak Laisa saat itu. Hanya Dalimunte, yang sempat memperhatikan kakaknya bersimpuh di depan pintu dapur. Tubuhnya dipenuhi butiran air, gemetar, sambil memegangi kakinya. Kak Laisa baru merasakan sakit yang luar biasa itu, setelah berhasil mendatangkan mahasiswa kedokteran itu. Berhasil menyelamatkan adiknya untuk yang kesekian kali. Kembali menepati janjinya…

Jika saja tak disamarkan butiran air, mungkin Dali akan dapat melihat bening air yang keluar dari sudut mata kakaknya…
Jika saja tak disamarkan tubuh yang gemetar karena kedinginan, tentu Dali akan melihat, tubuh kakaknya gemetar karena menahan sakit di kakinya… Kak Laisa, tak pernah ingin terlihat menangis di depan adik-adiknya. Karena, jika itu terjadi, siapa lagi yang bisa jadi panutan mereka…

Dan, jika saja Kawan benar-benar membacanya langsung. Dapat kupastikan, Kawan pun akan seperti aku. Yang meski tak terasa dan berusaha menyembunyikan rasa haru, tetap saja air mata itu tak dapat berbohong…

(To be continued…)

Jumat, 11 Februari 2011

“Kak, Kenapa Memilih Jalan Itu?”

Jari mungilnya membentuk huruf “O”. Menggenggam erat tangan orang di sampingnya. Lebih kuat. Semakin kuat. Seolah ia takut, tangan itu lepas. Lalu berjalan. Berlari menjauhi dirinya. Atau jika tidak, ia takut tersandung. Lalu terjatuh. Ia menakuti banyak kemungkinan, jika tangan itu tak lagi digenggamnya.

Kaki mereka, kakak beradik itu, berjalan beriringan. Melalui jalan setapak bebatuan. Sudah sejam mereka berjalan, namun tak kunjung sampai. Tujuan mereka adalah ujung jalan itu.

45 menit berlalu…

Di tengah perjalanan melelahkan itu, mereka menemukan jalan setapak dengan arah yang berbeda. Jalan yang satu ini terlihat lebih rata. Tak ada bebatuan yang sewaktu-waktu bisa mambuat kaki terkilir. Tiba-tiba saja, sang kakak berubah pikiran. Mungkin karena terlalu lelah, atau karena melihat tujuan mereka masih terlalu jauh. Ia memutuskan mengubah haluan, mengikuti jalan yang satunya.

Sang adik, yang masih terngiang akan keindahan pemandangan alam di ujung jalan sana, tak mau terima. Digenggamnya tangan itu lebih erat. Sedikit menggoyangkannya, sambil merengek manja. “Kak, kenapa memilih jalan itu?” tanyanya dengan bola mata membulat. “Bukankah kakak sudah janji, mengajakku ke suatu tempat yang indah di ujung jalan ini? Kakak masih ingat kan?” tambahnya setengah berteriak.

Kakak itu menggeleng. “Tidak. Jalan ini masih terlalu jauh. Aku takut adik lelah,” ucap kakak seadanya.

“Tidak mau!!!” Teriak sang adik.

Keduanya bersikeras memilih jalan masing-masing. Perlahan, ia melepaskan tangan kakaknya. Rasanya beraaaat sekali! Karena keinginannya yang sangat besar, Ia melanjutkan perjalanannya. Sendirian!

Cairan bening seketika melewati pipi merah muda-nya. Kini, ia berjalan sendirian. Tanpa kakak yang melindungi, menyayangi, dan mendekapnya lembut saat ia ketakutan. Kini, ia benar-benar sendiri!

***

Tring…Tring…

Nada pesan handphone itu membuyarkan konsentrasi Chaca. “Ah, tulisanku baru setengah halaman,” gumamnya sedikit kesal. Chaca, gadis berumur 20 tahun itu beranjak dari kasurnya. Meraih sebuah handphone berwarna biru dengan kombinasi hitam pada tutsnya.

1 Massage Received
Kakak

Ia mengernyitkan keningnya. Namun, tak lama, senyumnya mengembang. Kakak? Ekspresinya masih tak percaya. Cukup lama ia menatap layar hp-nya itu.
“Ah, sudah lama aku tak menerima pesan dari kakakku. Ada apa ya? Tanyanya pada diri sendiri. Tak ingin berlama-lama penasaran, ia memencet tombol open.

“Aku minta maaf, lahir dan batin.”

Pesan itu betul-betul singkat!

Digenggamnya benda itu erat-erat. Seerat genggamanan adik pada tangan kakaknya dalam cerita yang baru saja ia tulis. Pesan singkat itu, mampu meluruhkan egonya. Seketika, ia merasakan setetes embun menetes di hatinya yang mulai kering.

Ia menjawab pesan itu. Tapi, kali ini ia tak mau meminta bantuan jaringan komunikasi. Cukup dalam hati. Ya, dalam hati. Sangaaaat dalam, hingga meninggalkan bekas.

“Kakak tak perlu minta maaf. Bukan kakak yang salah. Mungkin hanya sebuah kesalahpahaman. Aku pikir, tak ada masalah dengan semuanya. Justru aku bersyukur, karena dari sini, kita diajar untuk lebih bersikap dewasa….”

*Catatan kecil untuk seorang kakak, teman, sekaligus sahabatku.

“Tak ada yang salah, dan tak ada yang perlu meminta maaf dan dimaafkan. Belajar! Kita hanya butuh belajar. Belajar mengerti, belajar memahami, dan menyikapi sesuatu dengan lebih bijak dan sabar….”

Kamis, 10 Februari 2011

Ayahku

Ayahku,
Ia bukanlah seorang yang berpendidikan tinggi
Bukan pula seorang pejabat
Ataupun profesi terpandang lainnya

Ia hanya seorang yang yatim sejak kecil
Hidup sebagai seorang yang miskin di negeri yang baru saja merdeka
Dulunya ia adalah seorang pemuda yang nakal
Namun tetap patuh terhadap perintah ibunya
Namun sesungguhnya, ia adalah seorang yang sangat penyayang

Dan aku, anaknya, mengenal ia sebagai seorang ayah yang sempurna
Bukan karena ia mampu memberikanku kemewahan,
Memenuhi semua yang aku pinta,
Namun, lebih dari semua itu,
Karena nasihat-nasihatnya ketika aku pulang ke rumah
Nasihat-nasihat yang kadang disampaikan
Dengan cara yang menyakitkan hati,
Namun, sekali lagi aku dapat menyelami makna dari setiap kata yang diungkapkannya

Sesungguhnya ia adalah seorang ayah yang sangat baik,
Ia memang tidak pernah merngecap pendidikan yang tinggi
Namun menurutku, ia lebih pintar dari professor-profesor yang mengajarku di bangku kuliah

Meskipun, menurut orang kebanyakan
Ia adalah orang yang patut ditakuti karena ketegasannya,
Orang yang selalu keras dalam tindakannya,
Namun sesungguhnya ia adalah sosok yang sangat lembut
Meskipun terkadang aku sendiri sedikit tidak menerima sikapnya
Ketika ia tidak dapat menguasai dirinya sendiri
Namun, aku tahu itu bukan dirinya
Ya, sekali lagi aku tetap mengenalnya sebagai ayah yang pengasih...

Ia memang seorang yang tidak berpengaruh dalam hal jumlah ijazah
Namun, ia memiliki cita-cita yang sangat mulia,
Bagaimanapun tidak mampunya ia,
Aku menjadi seorang yang mengecap pendidikan tertinggi
Merupakan hal yang sangat diinginkannya

Mungkin bagi kalian, hal ini terlalu lumrah
Karena itu memang hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang kepala keluarga
Namun, sekali lagi tidak menurutku,
Kalian tidak mengenalnya
Di tengah pemikiran sederhana yang dimiliki oleh orang-orang di sekitarnya
Ia telah memiliki perencanaan yang matang untuk masa depan anaknya

Ia adalah ayah terhebat menurutku
Terserah menurut kalian
Dalam diamnya, aku mampu melihat sebuah makna
Dalam tiap perkataannya,
Aku dapat mengambil hikmah
Dan dalam marahnya,
Aku dapat memetik sebuah pelajaran
Pelajaran yang lebih berharga
Dari ilmu-ilmu yang dikeluarkan oleh professor-professor tak bermoral itu!

Penyakit-Penyakit Menular

PENYAKIT DEMAM BERDARAH
1. Etiologi
Penyakit Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus , menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian , penyebab penyakit adalah virus yang menggangu pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan- perdarahan.

2. Gejala Penyakit
Gejala penyakit DBD adalah:
1. Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan antara 38ºC sampai 40ºC atau lebih.
2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang.
3. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).
4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah
5. Tes Torniquet positif
6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura
7. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lumbung
8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya
9. Hematemesis atau melena
10. Trombositopenia ( =100.000 per mm3)
11. Pembesaran plasma yang erathubungannya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih dari:
1. Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin
2. Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatan
3. Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo -proteinaemia

3. Cara Penularan
Penyakit Demam Berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus Dengue. Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti:
1. Berwarna hitam dan belang- belang ( loreng) putih pada seluruh tubuh
2. Berkembangbiak di tempat penampungan air ( TPA) dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti: bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dll.
3. Nyamuk aedes Aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan /got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah
4. Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hari
5. Mampu terbang sampai 100 meter

4. Kewaspadaan Masyarakat
Bila masyarakat menjumpai anggota keluarga atau tetangga dilingkungan dengan gejala diatas segera dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan trombosit.


5. Pencegahan Penyakit
Pencegahan dilakukan dengan :
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara ; Menguras , menutup, mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
2. Fogging atau pengasapan
3. Abatisasi

6. Pengobatan
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok/presyok dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin atau antipiretika.


7. Sistem Kewaspadaan Dini
Laporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke Puskesmas di wilayah penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi. Bila PE positif maka hal yang dilakukan adalah:
• Foging dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, 2 penderita positif atau lebih, ditemukan 3 penderita demam dalam radius 100 m dari tempat tinggal penderita DBD Positif atau ada 1 penderita DBD meninggal
• Daerah KLB/ wabah DBD
[Top]



MALARIA
1. Etiologi
Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium Masa tunas/inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan.
2. Gejala Penyakit
Gejala klasik adalah : suatu parokisme yang terdiri dari 3 stadium, yaitu :
• Mengigil 15 - 60 menit
• Demam 2 - 6 jam
Timbul setelah penderita mengigil, demam biasanya suhu sekitar 37,5 - 40 derajat, pada penderita hiper parasitemia (> 5%) suhu meningkat sampai > 40 derajat celsius berlangsung
• Berkeringat selama 2-4 jam, timbul setelah demam terjadi akibat gangguan metabolisme.

4. Cara Penularan
Penyakit Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang mengandung parasit:
• Plasmodium falciparum penyebab malaria tropika.
• Plasmodium vivax penyebab penyakit malaria tertiana
• Plasmodium malarie penyebab malaria quartiana
• Plasmodium ovale jarang ditemukan di Indonesia
Ciri-ciri penyakit malaria adalah : sewaktu mengigit akan membentuk sudut sekitar 45 derjat.

5. Siklus Parasit Malaria
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke erotrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit

6. Kewaspadaan Masyarakat
Bila masyarakat menjumpai anggota keluarga atau tetangga dilingkungan dengan gejala diatas segera dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan darah tepi.

7. Pencegahan Penyakit
Pencegahan dilakukan dengan :
• Pemberantasan Sarang Nyamuk yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
• Pemberian ikan kepala pada tempat jentik nyamuk anopheles tinggal
• Larvasasi tempat perindukan nyamuk anopheles.
• Penggunaan kelambu
• Menggunakan revelen sewaktu keluar / bekerja di luar rumah pada daerah endemis malaria.

8. Pengobatan
Pengobatan tergantung sensifitas dan jenis penyebabnya, dapat dipilih obat anti malaria yang paling tepat untuk setipa. Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk penderita malaria, masyarakat yang akan berangkat kedaerah endemis dan masyarakat yang datang dari daerah endemis.

9. Sistem Kewaspadaan Dini
Laporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke Puskesmas di wilayah penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi. Bila PE positif maka hal yang dilakukan adalah:
• Spraying dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, yaitu sekitar 20 rumah dari kasus indeks.
• Daerah KLB/ wabah DBD
[Top]

TUBERKULOSIS


1. Etiologi
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, baik di paru maupun di luar paru.

2. Gejala Penyakit
Gejala penyakit tuberkulosis adalah : batuk lebih dari 3 minggu, demam, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan, berat badan menurun.

3. Cara Penularan
Penyakit ini dapat tertular kepada orang melalui udara yang mengandung kuman tbc.

4. Kewaspadaan Masyarakat
Bila masyarakat menjumpai anggota keluarga atau tetangga dilingkungan dengan gejala diatas segera dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan dahak si penderita.

5. Pencegahan Penyakit
Pencegahan dilakukan dengan :
• Perbaikan gizi
• Pengadaan rumah sehat dengan ventilasi yang memadai.
• Perilaku hidup bersih dan sehat

6. Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada tipe penderita (baru, do, gagal dan kambuh). Pada pemeriksaan pertama kali di Puskesmas pasien dikenai biaya administrasi, tetapi setelah diketahui pasien positip tb maka penderita tidak dikenai biaya pengobatan dan obat gratis.

7. Sistem Kewaspadaan Dini
Penderita yang positip Tb setelah pemeriksaan dahak, akan dilakukan kunjungan ke rumah penderita untuk pemeriksaan kontak serumah.

[Top]

HIV/AIDS


1. Etiologi
AIDS (Aquared Immune Defeciency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat.

2. Gejala Penyakit
Gejala mayor : berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
• Diare khronis lebih dari 1 bulan
• Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
• Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
Gejala minor
• Batuk menetap lebih dari 1 bulan
• Gangguan kulit pada seluruh tubuh
• Herpes zoster berulang
• Herpes simpleks kronis
• Pembesaran kelenjar limpa
• Infeksi jamur pada alat kelamin wanita
• Jamur di sekitar mulut

3. Cara Penularan
Penyakit ini dapat tertular melalui hubungan seksual, melalui jarum suntik, ibu ke bayinya, transfusi darah.

4. Kewaspadaan Masyarakat
Untuk menghindari tertular HIV/AIDS maka masyarakat harus menghindari hubungan seks secara bebas atau memakai kondom sewaktu melakukan hubungan seksual. Bagi pemakai narkoba dengan jarum suntik, maka tidak memakai jarum suntik secara beramai-ramai.

5. Pencegahan Penyakit
Melakukan seks yang baik dan aman. Tidak menjadi pengguna narkoba Tidak melakukan transfusi darah tanpa skrining Test HIV sebelum menikah, sebelum dan setelah melahirkan. Skrining terhadap donor darah. Orang dengan HIV/AIDS tidak melakukan donor darah.

6. Pengobatan
Pengobatan pada penderita HIV/AIDS sejauh diketahui obat yang efektif untuk membunuh virus HIV/AIDS.

[Top]

ANTHRAX


1. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri gram positip yang disebut Bacillus anthracis, yang biasanya menyerang hewan seperti sapi, kuda, kambing, burung unta.

2. Gejala Penyakit
1. Anthrax kulit
Bila penularan melalui kulit atau selaput lendir. Timbul bercak kemerahan pada daerah kulit yang cepat berubah menjadi bintil atau benjolan yang berair dengan warna ungu kehitaman di bagian tengahnya. Kulit disekitarnya membengkak dan muncul bintil-bintil baru, kelenjar getah bening disejitarnya membesar. Benjolan bagian tengah akan mengalami necrosis dan pecah. Penderita mengalami lesu dan demam sakit kepala, mual dan muntah. Bila kuman sudah menjalar ke pembuluh darah maka akan tejadi sepsis .
2. Anthrax Paru-paru
Bila melalui udara pernafasan penderita akan mengalami demam, sakit kepala dan lemah sesak nafas. Pada pemeriksaan paru-paru menunjukkan pnemonia.
3. Anthrax Sepsis
Merupakan kelanjutan kedua bentuk diatas, atau kadang-kadang terjadi secara langsung tanpa melalui bentuk diatas. Pendedrita berkeringat, sianosis, dan syok. Pada kasus tertentu dapat mengalami radang selaput otak (meningitis haemorhagika)

3. Cara penularan.
Penyakit ini dapat tertular kepada manusia bila :
1. Mengkonsumsi makanan yang terinfeksi bakteri yang masih hidup pada daging hewan sakit yang dimasak kurang sempurna atau spora dalam daging tersebut.
2. Bersentuhan dengan bahan atau produk (daging, darah dsb) yang berasal dari hewan sakit tersebut melalui luka pada kulit sekalipun sangat kecil luka tersebut (mikroskopis).
3. Menghirup spora melalui pernafasan

4. Pencegahan
1. Membakar bagian tubuh hewan yang diduga terjangkit penyakit anthrax
2. Menghindari kontak dengan bagian/produk dari hewan yang sakit anthrax
3. Menghindari kontak dengan udara yang mengandung spora anthrax
4. Menghindari mengkomsumsi daging hewan yang sakit.

5. Pengobatan
Penderita anthrax diobati dengan anti biotik yang paling tepat untuk setiap kasus, demam diturunkan dengan kompres dingin atau dengan pemberian anti piretika

6. Kewaspadaan Dini
Bila anggota keluarga dari masyarakat atau tetangga terdekat dilingkungannya menderita penyakit dengan gejala diatas, segera dibawa ke UPK terdekat.

[Top]


DIARE


Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari).

Faktor yang mempengaruhi diare :
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi Perilaku Masyarakat

Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1. bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
3. Kurang gizi
4. Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi

Cara penularan :
1. Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.

Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera

Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah
• Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit)
• Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare.
• Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja

Kriteria KLB/Diare :
- Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
1. masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
• Pengamatan :
• pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
• Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
• Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
• Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
• Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
• Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
• Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
1. Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
2. Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
3. Memberikan data penderita ke Petugas TGC
4. Mengatur logistik
5. Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
6. Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
7. Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
8. Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb

[Top]

INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA)


I. Defenisi
ISPA adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) kedalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru.

II. Klasifikasi dan Diagnosis dalam Penangulangan P2ISPA
1. Kalsifikasi Pnemonia dan bukan pnemonia Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas 2 kelompok, yaitu :
• Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun, klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat, pnemonia dan bukan pnemonia.
• Kelompok umur <2 bulan , klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat dan bukan pnemonia.
2. Diagnosis Diagnosis pnemonia pada balita didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekwensi nafas(nafas cepat) sesuai umur. Penentuan nafas cepat dilakukan dengan cara menghitung frekwensi pernafasan dengan menggunkan sound timer. Batas nafas cepat adalah :
• pada anak usia 2 bulan - < 1 tahun frekwensi pernafasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih
• pada anak usia 1 tahun - < 5 tahun frekwensi pernafasan sebanyak 40 kali per menit atau lebih
• pada anak usia kurang 2 bulan frekwensi pernafasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih.
Diagnosis pnemonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam pada anak usia 2 bulan - < 5 tahun. Untuk kelompok umur kurang 2 bulan diagnosis pnemonia berat ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekwensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Rujukan penderita pnemonia berat dilakukan dengan gejala batuk atau kesukaran bernafas yang disertai adanya gejala tidak sadar dan tidak dapat minum. Pada klasifikasi bukan penmonia maka diagnosisnya adalah : batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, otitis atau penyakit non-pnemonia lainnya.

III. Etiologi
1. Etiologi ISPA Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebeb ISPA antara lain darin genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella dan Korinobakterium. Virus penyebeb ISPA antara lain adalah golongan Mikosovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.
2. Etiologi Pnemonia Penyebab pnemonia pada balita sukar ditegakkan karena dahak sukar diperoleh. Menurut publikasi WHO bahwa penyebab pnemonia adalah Streptokokus pnemonia dan Hemopillus inluenzae.

IV. Pencegahan
Pencegahan penyakit pnemonia dapat dilakukan dengan
• Pengadaan rumah dengan ventilasi yang memadai
• Perilaku hidup bersih dan sehat
• Peningkatan gizi balita

V. Deteksi Dini oleh Masyarakat / Kader
Bila kader/masyarakat menemukan balita dalam keadaan batuk, sukar bernafas segera dibawa ke Puskesmas/UPK terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

VI. Pengobatan
Semua penderita pnemonia diberi antibiotk .

VII. Sistem Kewaspadaan Dini
Bila terjadi peningkatan kasus pada suatu wilayah segera dilakukan intervensi oleh Puskesmas dengan melakukan care seeking (kunjungan rumah) dan melakukan pengobatan.

[Top]

KUSTA

1. Etiologi
Penyakit kusta disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi dengan tanda di kulit

2. Cara Penularan
Penyakit ini dapat ditularkan melalui udara yang mengandung kuman leprae yang dihirup oleh manusia atau bersentuhan langsung dengan luka penderita kusta tipe basah.

3. Jenis/Type Penyakit Kusta
1. Tipe MB (Tipe Basah), Merupakan tipe yang dapat menularkan kepada orang lain. Dengan tanda - tanda :
• Bercak keputihan atau kemerahan tersebar merata diseluruh badan.
• Dengan atau tanpa penebalan pada bercak
• Pada permukaan bercak, sering masih ada rasa bila disentuh dengan kapas.
• Tanda-tanda permulaan sering berupa penebalan kulit kemerahan pada cuping teling dan muka.
2. Tipe PB ( Tipe Kering) Tipe ini tidak menular tetapi dapat menimbulkan cacat bila tidak segera diobati. Tanda-tandanya : bercak putih seperti paru yang mati rasa, artinya bila bercak tersebut disentuh dengan kapas tidak terasa atau kurang terasa.

4. Pengobatan
Penyakit kusta dapat diobati dan bukan penyakit turunan/kutukan.
Tipe MB lama pengobatan : 12 - 18 bulan.
Tipe PB lama pengobatan : 6 - 9 bulan
Pengobatan Kusta dapat dilakukan pada Puskesmas/Rumah Sakit/ UPK yang melakukan pengobatan kusta. Semua pengobatan kusta di Puskesmas/UPK/Rumah Sakit di dapat secara gratis.

5. Kewaspadaan Masyarakat
Bila masyarakat / tetangga dilingkungan tetangga terdekat menemukan gejala atau tanda penyakit tersebut diatas segera dibawa ke Puskesmas/UPK/Rumah Sakit untuk mendapat pengobatan.

[Top]

LEPTOSPIROSIS


I. Defenisi
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.

II. Sumber Penularan
Hewan yang menjadi sumber penularan adalah tikus (rodent), babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.

III. Cara Penularan
Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.

IV. Gejala Klinis
1. Stadium Pertama
• Demam menggigil
• Sakit kepala
• Malaise
• Muntah
• Konjungtivitis
• Rasa nyeri otot betis dan punggung
• Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari
Gejala yang Kharakteristik
• Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/porulen (kemerahan pada mata)
• Rasa nyeri pada otot-otot
2. Stadium Kedua
• Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita
• Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
• Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul kemungkinan akan terjadi meningitis.
• Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.
Komplikasi Leptospirosis
• Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
• Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
• Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak.
• Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas.
• Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernafasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva).
• Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.

V. Pencegahan
Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
2. Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.
3. Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.
4. Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
5. Menjaga kebersihan lingkungan
6. Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
7. Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
8. Menghindari pencemaran oleh tikus.
9. Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus
10. Meningkatkan penangkapan tikus.

VI. Pengobatan
• Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline)
• Streptomycine, Tetracycline, Erithtromycine.
• Bila terjadi komplikasi angka lematian dapat mencapai 20%.
• Segera berobat ke dokter terdekat.

VII. Kewaspadan oleh Kader / Masyarakat.
Bila kader / masyarakat dengan gejala-gejala diatas segera membawa ke Puskesmas / UPK terdekat untuk mendapat pengobatan

VIII. Sistem Kewaspadaan Dini
Analisa data penderita Leptospirosis yang dilaporkan oleh Rumah Sakit (SARS) ke Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta

IX. Penanggulangan KLB
Penanggulangan KLB dilakukan pada daerah yang penderita Leptospirosis cenderung meningkat (per jam/hari/minggu/bulan) dengan pengambulan darah bagi penderita dengan gejala demam, sekitar 20 rumah dari kasus indeks.