Ø Nama Dagang Obat
1. Actos®
2. Zactos®
3. Glustin®
Ø
Indikasi
Obat
Pioglitazone adalah obat dari kelas dengan aksi
thiazolidinedion hipoglikemik (antihyperglycemic, antidiabetes). Pioglitazone
hydrochloride merupakan agen antidiabetik oral yang bertindak terutama dengan
mengurangi resistensi insulin. Pioglitazone adalah obat anti-diabetes, digunakan bersama
dengan diet yang tepat dan program latihan untuk mengontrol gula darah tinggi
pada pasien dengan diabetes tipe 2. Pioglitazone bekerja dengan
membantu untuk mengembalikan respon tubuh yang tepat terhadap insulin, sehingga menurunkan kadar gula darah.
Ø
Mekanisme
Kerja Obat
Pioglitazone
termasuk dalam golongan thiazolidinedion, merupakan agonist poten dan selektif Peroxisome Proliferators-activated receptor-γ
(PPARγ), mengaktifkan PPARγ membentuk kompleks PPARγ-RXR (Retinoic x receptor) dan terbentuklah GLUT baru. Di jaringan
adipose, PPARγ mengurangi keluarnya asam lemak menuju ke otot, dan karenanya
dapat mengurangi resistensi insulin. Pendapat lain, aktivasi hormone adiposit
dan adipokin, yang nampaknya adalah adiponektin. Senyawa ini dapat meningkatkan
sensitivitas insulin melalui peningkatan AMP kinase yang merangsang transport
glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam lemak. Jadi, agar obat dapat
bekerja harus tersedia insulin.
Selain itu, pioglitazone dapat
menurunkan HbA1c (1,0-1,5%) dan berkecenderungan meningkatkan HDL, sedang
efeknya terhadap trigliserid dan LDL bervariasi.
Ø
Kontraindikasi
Untuk pasien yang pernah mengalami kerusakan jantung, gagal
jantung, penyakit ginjal, kerusakan hati, pasien dialisa, sindrom polikistik
ovarium, pembekakan pada lengan atau kaki, reaksi yang tidak biasa atau alergi
terhadap pioglitazone, hamil atau menyusui, dan kombinasi terapi dengan
insulin. Anak-anak < 18 tahun.
Ø
Efek
Samping
Peningkatan berat badan, retensi cairan, peningkatan risiko
patah tulang pada wanita, edema, menambah volume plasma dan
memperburuk gagal jantung kongestif. Edema sering terjadi pada penggunaannya
bersama insulin. Kecuali penyakit hepar, tidak dianjurkan pada gagal jantung
kelas 3 dan 4 menurut klasifikasi New
York Heart Association. Hipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang
terjadi.
Ø
Dosis dan
Bentuk Sediaan
-
Menurut ISO Indonesia Volume 45, 2010 s/d 2011
Nama Dagang : Actos®
Dosis : Untuk monoterapi : 15
atau 30 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 45 mg sekali sehari. Untuk
terapi kombinasi : 15 atau 30 mg sekali sehari. Saat ini dosis untuk
sulfonylurea dan metformin dapat dilanjutkan hingga terapi inisiasi. Sebelum
atau setelah makan.
Kemasan : Tablet 15 mg x 2 x 7’s
Rp. 77. 900,- ; 30 mg x 2 x 7’s Rp.
116. 940,-
-
Menurut Farmakologi dan Terapi Edisi 5
Dosis awal Pioglitazone
15-30 mg bila kontrol glisemia belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan sampai
45 mg. Efek klinis maksimalnya tercapai setelah penggunaan 6-12 minggu.
Deculin
15
Tiap tablet
mengandung:
Pioglitazone
HCl 16,53 mg setara dengan Pioglitazone
15 mg
Deculin
30
Tiap tablet mengandung:
Pioglitazone
HCl 33,06 mg setara dengan Pioglitazone
30 mg
Ø Farmakokinetik
-
Menurut Farmakologi dan Terapi Edisi 5
Pada pemberian oral, absorpsi tidak dipengaruhi makanan,
berlangsung ±2 jam. Metabolismenya di hepar, oleh sitokrom P-450, oleh 2C8
& 3A4. Ekskresinya melalui ginjal, dapat diberikan pada insufisiensi renal,
tetapi dikontraindikasikan pada gangguan fungsi hepar (ALT > 2,5 x nilai
normal). FDA menganjurkan agar pada awal dan setiap 2 bulan sekali selama 12
bulan pertama penggunaan preparat di atas, dianjurkan pemeriksaan tes fungsi
hepar. Penelitian population
pharmacokinetic, menunjukkan bahwa usia tidak mempengaruhi kinetiknya.
·
Absorpsi
Pemberian
oral, pada saat puasa, pioglitazone dapat diukur kadarnya dalam serum
pada 30 menit pertama, dengan konsentrasi puncak diamati dalam 2 jam. Makanan
dapat sedikit menunda waktu puncak konsentrasi dalam serum menjadi 3 sampai 4
jam, tapi tidak mengubah tingkat absorpsi.
·
Distribusi
Volume
distribusi rata-rata pioglitazone setelah pemberian oral dosis tunggal
adalah 0,63 + 0,41 (mean + SD) l/kg berat badan. Pioglitazone sebagian
besar terikat protein dalam serum manusia, terutama pada albumin serum. Pioglitazone
juga terikat dengan protein serum, tapi dengan afinitas yang lebih rendah.
Metabolit M-III dan M-IV juga sebagian besar terikat dengan albumin serum (>98%).
·
Metabolisme
Pioglitazone
dimetabolisme secara luas dengan cara
hidroksilasi dan oksidasi; metabolit-metabolit juga sebagian diubah menjadi
glukuronida dan konjugat sulfat. Metabolit M-II dan M-IV (derivat hidroksi dari
pioglitazone) dan M-III (derivat keto pioglitazone) secara
farmakologi aktif pada hewan percobaan dengan diabetes tipe 2. Dalam hubungan
dengan pioglitazone, M-III dan M-IV adalah bentuk utama yang
berhubungan dengan obat yang ditemukan dalam serum manusia setelah pemberian
dosis berulang. Pada waktu tunak, baik pada relawan maupun pasien dengan
diabetes tipe 2, pioglitazone terdiri dari kira-kira 30-50% dari total
konsentrasi serum puncak dan 20-25% dari total AUC. Pioglitazone diinkubasi
dengan P450 manusia atau mikrosom hati manusia menghasilkan terbentuknya M-IV
serta pada tingkat yang lebih sedikit M-II. Sitokrom utama isoform P450
yang terlibat dalam metabolisme hepatik pioglitazone adalah CYP2C8 dan
CYP3A4 dengan kontribusi dari berbagai isoform lainnya termasuk sebagian besar
ekstrahepatik CYP1A1. Ketokonazol menghambat sampai dengan 85% metabolisme
hepatik pioglitazone secara in vitro pada konsentrasi
molaritas sebanding dengan pioglitazone. Pioglitazone tidak menghambat
aktivitas P450 ketika diinkubasi dengan mikrosom hati P450 manusia. Belum ada
studi in vivo pada manusia untuk menyelidiki induksi CYP3A4 oleh pioglitazone.
·
Ekskresi
dan eliminasi
Setelah
pemberian oral, rata-rata 15-30% dosis pioglitazone dikeluarkan dalam
urin. Eliminasi pioglitazone melalui ginjal dapat diabaikan, dan obat
terutama diekskresikan sebagai metabolit dan konjugatnya. Diperkirakan sebagian
besar dosis oral diekskresikan pada empedu tanpa diubah maupun sebagai
metabolit dan dieliminasi dalam feses. Rata-rata waktu paruh pioglitazone berkisar
3-7 jam dan pioglitazone total 16-24 jam. Bersihan pioglitazone, CL/F
berkisar 5-7 l/jam.
·
Populasi
khusus
Gangguan ginjal
Waktu paruh
eliminasi serum dari pioglitazone, M-III dan M-IV tetap dalam bentuk
tidak diubah pada pasien dengan gangguan ginjal sedang (bersihan kreatinin 30-60 ml/menit) sampai berat
(bersihan kreatinin <30 ml/menit) bila dibandingkan dengan subyek normal.
Tidak ada penyesuaian dosis pada pasien dengan disfungsi ginjal.
Gangguan hati
Dibandingkan
dengan kontrol normal, subyek dengan kerusakan fungsi hati (Child-Pugh
Grade B/C) memiliki sekitar 45% reduksi dari pioglitazone dan
total konsentrasi puncak rata-rata pioglitazone tapi tidak ada
perubahan dalam nilai AUC rata-rata. Tidak boleh diberikan
pada pasien yang secara klinis menunjukkan penyakit hati aktif atau kadar
transaminase serum (ALT) melebihi 2,5 kali batas atas normal.
Lanjut usia
Pada subyek
lanjut usia yang sehat, konsentrasi serum puncak pioglitazone dan
total pioglitazone tidak berbeda secara signifikan, tapi nilai AUC
sedikit lebih tinggi dan nilai waktu paruh terminal sedikit lebih panjang pada
subyek yang lebih muda. Perubahan ini tidak penting jika diperhatikan
relevansinya secara klinik.
Anak-anak
Tidak ada
data farmakokinetik pada populasi anak-anak.
Jenis kelamin
Rata-rata nilai
Cmax dan AUC meningkat 20% sampai 60% pada wanita. Sebagai
monoterapi dan dalam kombinasi dengan sulfonilurea, metformin atau insulin, pioglitazone
menunjukkan kontrol glukosa baik pada pria dan wanita. Pada uji klinik
terkontrol, hemoglobin A1c (HbA1c) menurun
dari standar dimana umumnya pada wanita lebih besar dari pria (perbedaan
rata-rata dalam HbA1c 0,5%). Karena harus diindividualisasikan
bagi setiap pasien untuk mendapatkan kontrol gula darah, tidak ada penyesuaian
dosis yang dianjurkan bila hanya didasarkan pada jenis kelamin saja.
Etnis
Tidak ada data
farmakokinetik untuk berbagai kelompok etnis yang bervariasi.
Ø Interaksi dengan Obat Lain
-
Obat yang mempengaruhi enzim
mikrosom hati
Inhibitor atau induser dari sitokrom P-450 (CYP) isoenzim
3A4; potensial terjadi interaksi farmakokinetik. Potensi interaksi farmakokinetik diinduksi dengan kombinasi kontrasepsi
estrogen-progestin tidak diketahui; pertimbangkan kemungkinan terjadinya
kegagalan dalam kontrasepsi.
-
Pioglitazon dapat menurunkan efektivitas/menggagalkan
efek kontraseptif oral yang digunakan, dan menyebabkan ovulasi
-
Dapat mempercepat eliminasi dari beberapa obat
tertentu, antara lain: eritromisin, calcium channel blockers (misalnya
Cardizem), cisapride, kortikosteroid, siklosporin, takrolimus, triazolam,
trimetreksat, dan inhibitor HMG-KoA reduktase (contoh, Lipitor), sehingga
menurunkan efektivitasnya.
-
Obat-obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar
gula darah, antara lain: alkohol, ACE inhibitor (antara lain kaptopril,
enalapril, lisinopril), inhibitor antiretroviral protease (misalnya: indinavir,
ritonavir, saquinavir), aspirin and aspirin-like drugs, baklofen, beta-blockers
(misalnya atenolol, metaprolol, propanolol), obat-obat anti depresi, chromium,
cisapride, clonidine, siklosporin, diazoxide, disopyramide, epinephrine, hormon
seks perempuan (misalnya estrogen, progestins, pil KB), hormon seks laki-laki
atau hormon anabolik, hormon kortikosteroid (prednisone, kortison), hormon
tiroid, turunan asam fibrat yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol
darah (misalnya fenofibrate dan gemfibrozil), glukagon, hormon pertumbuhan
(somatropin), guanetidin, isoniazid, lithium, metoklopramid, niasin, nikotin,
oktreotid, pentamidin), fenitoin, antibiotika quinolone (misalnya : siproloksasin,
levofloksasin, ofloksasin), sulfonamid, takrolimus, tegaserod, diuretika,
atorvastatin, oesntan, itrakonazol, ketokonazol, midazolam, nifedipin,
topiramat.
-
Obat hipoglikemik oral lain, insulin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar