Pioglitazoneadalah obat dari kelas dengan aksi
thiazolidinedion hipoglikemik (antihyperglycemic, antidiabetes). Pioglitazone
hydrochloride merupakan agen antidiabetik oral yang bertindak terutama dengan
mengurangi resistensi insulin. Pioglitazone adalah obat anti-diabetes, digunakan bersama
dengan diet yang tepat dan program latihan untuk mengontrol gula darah tinggi
pada pasien dengan diabetes tipe 2. Pioglitazone bekerja dengan
membantu untuk mengembalikan respon tubuh yang tepat terhadap insulin,sehingga menurunkan kadar gula darah.
ØMekanisme
Kerja Obat
Pioglitazone
termasuk dalam golongan thiazolidinedion, merupakan agonist poten dan selektif Peroxisome Proliferators-activated receptor-γ
(PPARγ), mengaktifkan PPARγ membentuk kompleks PPARγ-RXR (Retinoic x receptor) dan terbentuklah GLUT baru. Di jaringan
adipose, PPARγ mengurangi keluarnya asam lemak menuju ke otot, dan karenanya
dapat mengurangi resistensi insulin. Pendapat lain, aktivasi hormone adiposit
dan adipokin, yang nampaknya adalah adiponektin. Senyawa ini dapat meningkatkan
sensitivitas insulin melalui peningkatan AMP kinase yang merangsang transport
glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam lemak. Jadi, agar obat dapat
bekerja harus tersedia insulin.
Selain itu, pioglitazone dapat
menurunkan HbA1c (1,0-1,5%) dan berkecenderungan meningkatkan HDL, sedang
efeknya terhadap trigliserid dan LDL bervariasi.
ØKontraindikasi
Untuk pasien yang pernah mengalami kerusakan jantung, gagal
jantung, penyakit ginjal, kerusakan hati, pasien dialisa, sindrom polikistik
ovarium, pembekakan pada lengan atau kaki, reaksi yang tidak biasa atau alergi
terhadap pioglitazone, hamil atau menyusui, dan kombinasi terapi dengan
insulin. Anak-anak < 18 tahun.
ØEfek
Samping
Peningkatan berat badan, retensi cairan,peningkatan risiko
patah tulang pada wanita, edema, menambah volume plasma dan
memperburuk gagal jantung kongestif. Edema sering terjadi pada penggunaannya
bersama insulin. Kecuali penyakit hepar, tidak dianjurkan pada gagal jantung
kelas 3 dan 4 menurut klasifikasi New
York Heart Association. Hipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang
terjadi.
ØDosis dan
Bentuk Sediaan
-Menurut ISO Indonesia Volume 45, 2010 s/d 2011
Nama Dagang : Actos®
Dosis : Untuk monoterapi : 15
atau 30 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 45 mg sekali sehari. Untuk
terapi kombinasi : 15 atau 30 mg sekali sehari. Saat ini dosis untuk
sulfonylurea dan metformin dapat dilanjutkan hingga terapi inisiasi. Sebelum
atau setelah makan.
Kemasan : Tablet 15 mg x 2 x 7’s
Rp. 77. 900,- ; 30 mg x 2 x 7’s Rp.
116. 940,-
-Menurut Farmakologi dan Terapi Edisi 5
Dosis awal Pioglitazone
15-30 mg bila kontrol glisemia belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan sampai
45 mg. Efek klinis maksimalnya tercapai setelah penggunaan 6-12 minggu.
Pioglitazone
HCl 16,53 mg setara dengan Pioglitazone
15 mg
Deculin
30
Tiap tablet mengandung:
Pioglitazone
HCl 33,06 mg setara dengan Pioglitazone
30 mg
ØFarmakokinetik
-Menurut Farmakologi dan Terapi Edisi 5
Pada pemberian oral, absorpsi tidak dipengaruhi makanan,
berlangsung ±2 jam. Metabolismenya di hepar, oleh sitokrom P-450, oleh 2C8
& 3A4. Ekskresinya melalui ginjal, dapat diberikan pada insufisiensi renal,
tetapi dikontraindikasikan pada gangguan fungsi hepar (ALT > 2,5 x nilai
normal). FDA menganjurkan agar pada awal dan setiap 2 bulan sekali selama 12
bulan pertama penggunaan preparat di atas, dianjurkan pemeriksaan tes fungsi
hepar. Penelitian population
pharmacokinetic, menunjukkan bahwa usia tidak mempengaruhi kinetiknya.
Pemberian
oral, pada saat puasa, pioglitazone dapat diukur kadarnya dalam serum
pada 30 menit pertama, dengan konsentrasi puncak diamati dalam 2 jam. Makanan
dapat sedikit menunda waktu puncak konsentrasi dalam serum menjadi 3 sampai 4
jam, tapi tidak mengubah tingkat absorpsi.
·Distribusi
Volume
distribusi rata-rata pioglitazone setelah pemberian oral dosis tunggal
adalah 0,63 + 0,41 (mean + SD) l/kg berat badan. Pioglitazone sebagian
besar terikat protein dalam serum manusia, terutama pada albumin serum. Pioglitazone
juga terikat dengan protein serum, tapi dengan afinitas yang lebih rendah.
Metabolit M-III dan M-IV juga sebagian besar terikat dengan albumin serum (>98%).
·Metabolisme
Pioglitazone
dimetabolisme secara luas dengan cara
hidroksilasi dan oksidasi; metabolit-metabolit juga sebagian diubah menjadi
glukuronida dan konjugat sulfat. Metabolit M-II dan M-IV (derivat hidroksi dari
pioglitazone) dan M-III (derivat keto pioglitazone) secara
farmakologi aktif pada hewan percobaan dengan diabetes tipe 2. Dalam hubungan
dengan pioglitazone, M-III dan M-IV adalah bentuk utama yang
berhubungan dengan obat yang ditemukan dalam serum manusia setelah pemberian
dosis berulang. Pada waktu tunak, baik pada relawan maupun pasien dengan
diabetes tipe 2, pioglitazone terdiri dari kira-kira 30-50% dari total
konsentrasi serum puncak dan 20-25% dari total AUC. Pioglitazone diinkubasi
dengan P450 manusia atau mikrosom hati manusia menghasilkan terbentuknya M-IV
serta pada tingkat yang lebih sedikit M-II. Sitokrom utama isoform P450
yang terlibat dalam metabolisme hepatik pioglitazone adalah CYP2C8 dan
CYP3A4 dengan kontribusi dari berbagai isoform lainnya termasuk sebagian besar
ekstrahepatik CYP1A1. Ketokonazol menghambat sampai dengan 85% metabolisme
hepatik pioglitazone secara in vitro pada konsentrasi
molaritas sebanding dengan pioglitazone. Pioglitazone tidak menghambat
aktivitas P450 ketika diinkubasi dengan mikrosom hati P450 manusia. Belum ada
studi in vivo pada manusia untuk menyelidiki induksi CYP3A4 oleh pioglitazone.
·Ekskresi
dan eliminasi
Setelah
pemberian oral, rata-rata 15-30% dosis pioglitazone dikeluarkan dalam
urin. Eliminasi pioglitazone melalui ginjal dapat diabaikan, dan obat
terutama diekskresikan sebagai metabolit dan konjugatnya. Diperkirakan sebagian
besar dosis oral diekskresikan pada empedu tanpa diubah maupun sebagai
metabolit dan dieliminasi dalam feses. Rata-rata waktu paruh pioglitazone berkisar
3-7 jam dan pioglitazone total 16-24 jam. Bersihan pioglitazone, CL/F
berkisar 5-7 l/jam.
·Populasi
khusus
Gangguan ginjal
Waktu paruh
eliminasi serum dari pioglitazone, M-III dan M-IV tetap dalam bentuk
tidak diubah pada pasien dengan gangguan ginjal sedang (bersihan kreatinin 30-60 ml/menit) sampai berat
(bersihan kreatinin <30 ml/menit) bila dibandingkan dengan subyek normal.
Tidak ada penyesuaian dosis pada pasien dengan disfungsi ginjal.
Gangguan hati
Dibandingkan
dengan kontrol normal, subyek dengan kerusakan fungsi hati (Child-Pugh
Grade B/C) memiliki sekitar 45% reduksi dari pioglitazone dan
total konsentrasi puncak rata-rata pioglitazone tapi tidak ada
perubahan dalam nilai AUC rata-rata.Tidak boleh diberikan
pada pasien yang secara klinis menunjukkan penyakit hati aktif atau kadar
transaminase serum (ALT) melebihi 2,5 kali batas atas normal.
Lanjut usia
Pada subyek
lanjut usia yang sehat, konsentrasi serum puncak pioglitazone dan
total pioglitazone tidak berbeda secara signifikan, tapi nilai AUC
sedikit lebih tinggi dan nilai waktu paruh terminal sedikit lebih panjang pada
subyek yang lebih muda. Perubahan ini tidak penting jika diperhatikan
relevansinya secara klinik.
Anak-anak
Tidak ada
data farmakokinetik pada populasi anak-anak.
Jenis kelamin
Rata-rata nilai
Cmax dan AUC meningkat 20% sampai 60% pada wanita. Sebagai
monoterapi dan dalam kombinasi dengan sulfonilurea, metformin atau insulin, pioglitazone
menunjukkan kontrol glukosa baik pada pria dan wanita. Pada uji klinik
terkontrol, hemoglobin A1c (HbA1c) menurun
dari standar dimana umumnya pada wanita lebih besar dari pria (perbedaan
rata-rata dalam HbA1c 0,5%). Karena harus diindividualisasikan
bagi setiap pasien untuk mendapatkan kontrol gula darah, tidak ada penyesuaian
dosis yang dianjurkan bila hanya didasarkan pada jenis kelamin saja.
Etnis
Tidak ada data
farmakokinetik untuk berbagai kelompok etnis yang bervariasi.
ØInteraksi dengan Obat Lain
-Obat yang mempengaruhi enzim
mikrosom hati
Inhibitor atau induser dari sitokrom P-450 (CYP) isoenzim
3A4; potensial terjadi interaksi farmakokinetik.Potensi interaksi farmakokinetik diinduksi dengan kombinasi kontrasepsi
estrogen-progestin tidak diketahui; pertimbangkan kemungkinan terjadinya
kegagalan dalam kontrasepsi.
-Pioglitazon dapat menurunkan efektivitas/menggagalkan
efek kontraseptif oral yang digunakan, dan menyebabkan ovulasi
-Dapat mempercepat eliminasi dari beberapa obat
tertentu, antara lain: eritromisin, calcium channel blockers (misalnya
Cardizem), cisapride, kortikosteroid, siklosporin, takrolimus, triazolam,
trimetreksat, dan inhibitor HMG-KoA reduktase (contoh, Lipitor), sehingga
menurunkan efektivitasnya.
-Obat-obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar
gula darah, antara lain: alkohol, ACE inhibitor (antara lain kaptopril,
enalapril, lisinopril), inhibitor antiretroviral protease (misalnya: indinavir,
ritonavir, saquinavir), aspirin and aspirin-like drugs, baklofen, beta-blockers
(misalnya atenolol, metaprolol, propanolol), obat-obat anti depresi, chromium,
cisapride, clonidine, siklosporin, diazoxide, disopyramide, epinephrine, hormon
seks perempuan (misalnya estrogen, progestins, pil KB), hormon seks laki-laki
atau hormon anabolik, hormon kortikosteroid (prednisone, kortison), hormon
tiroid, turunan asam fibrat yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol
darah (misalnya fenofibrate dan gemfibrozil), glukagon, hormon pertumbuhan
(somatropin), guanetidin, isoniazid, lithium, metoklopramid, niasin, nikotin,
oktreotid, pentamidin), fenitoin, antibiotika quinolone (misalnya : siproloksasin,
levofloksasin, ofloksasin), sulfonamid, takrolimus, tegaserod, diuretika,
atorvastatin, oesntan, itrakonazol, ketokonazol, midazolam, nifedipin,
topiramat.
Belum ada
kreativitas dalam pengelolaan sampah di Unhas. Masih setia dengan sistem
sanitary landfill, penimbunan sampah.
Umar
(17 tahun) nampak sigap pagi itu, Jumat (30/3). Bermodalkan sapu lidi dan sekop
sampah, ia mengadu nasib. Sampah berupa dedaunan dan plastik tak luput darinya.
Setelah menumpuknya, kedua jenis sampah ini dipindahkan ke motor yang kini
telah dimodifikasi jadi bak sampah.
Profesinya
sebagai pengangkut sampah di area Unhas menuntutnya bekerja dari pukul
08.00-13.00 WITA. Rektorat hingga Gedung Baruga AP Pettarani jadi tanggung
jawabnya tuk tetap terlihat bersih dari sampah dedaunan dan plastik. Pagi itu,
sekira pukul 09.15 WITA, ia masih berkutat dengan sampah di area parkiran
Gedung Rektorat. Ia bersama rekannya, pemotong rumput dan penyapu jalan, bekerja
di bawah pengawasan langsung seorang kontraktor.
Sampah
yang telah terkumpul kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di
wilayah Kera-Kera, sebuah pemukiman kecil di pinggiran wilayah Unhas. Ada empat
motor sampah yang beroperasi di Unhas. Satu motor sampah digunakan tuk
mengangkut sampah di fakultas-fakultas. Tiga lainnya beroperasi di jalan. Empat
kendaraan ini milik Dinas Kebersihan Kota Makassar.
Saat
ini, pengelolaan sampah di Unhas masih menggunakan sistem yang tergolong
konvensional. Semua jenis sampah ditimbun jadi satu di TPS, lalu diangkut ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayah Antang. Pemisahan sampah organik dan
non-organik yang dulunya diterapkan, kini tak ada lagi.
Drs
Bachtiar Syarif RS, Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mengungkapkan ketidaktahuannya
tentang pengelolaan sampah yang kini tak lagi diterapkan. Menurutnya, sistem
itu dirancang dan dilakukan oleh sebuah tim yang kini ia sendiri tak tahu di
mana keberadaannya. “Metode pengolahan itu bagus, tapi saya juga tidak tahu
kenapa saat ini tak diterapkan lagi,” ungkapnya.
Sangat
disayangkan memang, lingkungan akademis yang sarat akan penemuan-penemuan dan
teknologi canggih, justru tak memperhatikan masalah lingkungan. Tak ada bedanya
dengan lingkungan luar kampus.
Kita
belum bicara soal teknologi Intermediate
Treatment Fasility (ITF) atau Mechanical
Biological Treatment sebagai teknologi modern pengelolaan sampah. Tentu
penggunaan teknologi ini akan dipikirkan beribu kali karena memakan biaya yang
tak sedikit. Kita juga tak memerlukan teknologi yang mahal namun berakhir pada
nasib ‘tragis’. Sementara, untuk pemisahan jenis sampah dengan adanya pembedaan
tempat sampah saja, kini tak dapat dilanggengkan aplikasinya.
Sebenarnya,
bukan hal yang sulit bagi Unhas tuk mengolah sampah agar bernilai ekonomis.
Dengan adanya berbagai program kreativitas mahasiswa yang mendapat pembiayaan,
baik dari birokrasi Unhas maupun langsung dari pusat, mahasiswa bisa diarahkan
tuk mengelolanya. Unhas juga punya banyak dosen yang mengerti tentang teknologi
berbasis lingkungan. Sayang sekali, potensi mereka tak dimanfaatkan tuk
memperindah ‘rumah’ sendiri.
Isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) buat
mahasiswa berang. Berbagai metode aksi dilancarkan.
“BBM Naik, Rakyat Menderita”. Deret kata ini terpampang tegas pada
sebuah lembaran spanduk. Tergenggam erat di tangan para demonstran. Sedikit
mewakili aspirasi sang orator yang nampak menggebu, berteriak lantang, “tolak
kenaikan harga BBM,” di Pintu Satu Unhas, Selasa (27/3). Aksi ini diikuti beberapa fakultas yang terhimpun di dua
titik, Pintu SatuUnhas dan Fly Over Makassar.
Sebelumnya, juga terjadi aksi demonstrasi
di tempat yang sama, Rabu (21/3). Namun, aksi ini diwarnai tindakan kriminal.
Para demonstran melakukan pengrusakan, pembakaran, hingga penjarahan mobil
Coca-Cola dan pengangkut gas. Tak hanya itu, juga melakukan penyerangan
kendaraan plat merah dan menjarahnya.
Wakil Rektor III, Nasaruddin Salam,
seperti yang dilansir FAJAR (JPNN Group)
menegaskan bahwa aksi pengrusakan ini tak semuanya dilakukan mahasiswa Unhas,
tapi gabungan dari sejumlah perguruan tinggi di Makassar. “Buktinya, seorang
mahasiswa yang akhirnya ditangkap ternyata bukan mahasiswa Unhas,” jelasnya.
Ini diperkuat oleh pernyataan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
beberapa fakultas di Unhas. Menurut mereka, aksi yang diwarnai kekerasan dan
penjarahan itu tak pernah dikonsolidasi sebelumnya. Sebagian besar dari mereka
pun menyatakan, tak ada mahasiswa Unhas yang ikut aksi itu. “Yang saya tahu,
aksi ini tak ada konsolidasinya. Jadi tidak ada mahasiswa Unhas yang ikut.
Orang luar yang bertindak seperti itu,” ujar Quddus Rahman, Ketua BEM Fakultas
Kesehatan Masyarakat (FKM), Rabu (28/3).
Berbicara soal aksi yang diwarnai kekerasan ‘irrasional’, Babra Kamal, aktivisLiga
Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) mengungkapkan,
Pintu Satu harusnya jadi poros awal untuk mengumpulkan kekuatan. Istilahnya “titik
api”. “Saya tidak sepakat dengan aksi yang merusak seperti itu. Ini
kontradiktif, bukannya mendapat simpati rakyat, malah hujatan,” tambahnya,
Selasa (27/3).
Aksi berbeda ditempuh Front Graknas-Cipayung Plus di gedung DPRD
Propinsi Sulawesi Selatan, Senin (19/3).
Front ini merupakan gabungan dari beberapa organisasi, antara
lain PMII, HMI, GMKI, GMNI, IMM.
Iswanto, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang turut dalam aksi ini
menuturkan, ada dua metode gerakan yang ditempuh, yakni penyadaran dengan
diskusi dan penguatan wacana, serta intervensi langsung kebijakan. “Kita
melakukan diskusi, kebetulan waktu itu kami diterima oleh utusan DPRD,”
jelasnya.
Metode ini disebutnya sebagai pertimbangan akan situasi dan kondisi di
lapangan. Aksi damai, tambah Iswanto, juga memungkinkan di waktu-waktu tertentu
untuk mendapat respon positif dari warga. Juga untuk menutup stigmatisasi
terhadap gerakan mahasiswa Makassar yang dianggap kasar.
Diskusi dan aksi turun ke jalan adalah dua metode yang sering ditempuh
mahasiswa. Sebenarnya, tak ada metode aksi yang baku, tergantung organisasi
yang melakukannya. Demonstrasi dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap
pemerintah. Ini diungkapkan Muhammad Iqbal, Mantan Ketua Senat Fakultas
Ekonomi.
Adanya perbedaan metode ini juga diakui Babra. Namun, perbedaan metode ini
diharapkannya bertemu pada titik yang sama, menolak kebijakan yang dianggap
menderitakan rakyat.
Menurutnya, aksi mahasiswa saat ini sudah sampai pada tahap radikalisasi
menuntut. Misalnya dengan mendatangi kantor-kantor pemerintahan secara politis.
Tuntutan mahasiswa sudah sampai pada tahap tinggi, dari isu ekonomi merambah ke
isu politik, bahkan penggulingan rezim yang berkuasa.
Ia menambahkan, aksi yang diwarnai kerusakan dan penyerangan itu
sebaiknya dihindari. Seharusnya ada
tahap dalam melakukan pergerakan. Diawali dengan
diskusi, lalu mengundang masyarakat untuk diskusi. Jika tidak
bisa, datang ke rumah-rumah warga. Ini yang disebut radikalisasi.Menularkan kesadaran ke orang lain.
Berbicara soal radikalisasi gerakan, Babra kembali mengungkit kata yang
pernah diucapkan Bung Karno, Presiden Pertama negeri ini. Katanya, untuk
melakukan perubahan ada dua cara, masa aksi dan Metchforming. Masa aksi dijelaskan sebagaiaktivitas yang dilakukan setiap hari untuk melakukan radikalisasi
pemikiran terhadap rakyat. Sedangkan Metchformingadalah tahap penyusunan kekuasaan.Jadi, yang
tertindas akan mengambil alih pemerintahan.
Beberapa pandangan terlihat mewarnai gerakan mahasiswa saat ini. Cara ‘irrasional’ hanya akan merugikan aksi
yang telah lama diusung. Aksi ini akan dipukul mundur dan akhirnya jadi
keuntungan bagi penguasa. Pemerintah akan menjadikannya sebagai legitimasi
untuk menghadapi mahasiswa dengan cara serupa, kekerasan. Akibatnya, kekuatan
aksi yang masih terpecah akan cepat surut.
Berbagai bentuk aksi yang ditempuh selama ini hanyalah
buah dari sikap abai pemerintah terhadap aspirasi rakyat yang disuarakan
mahasiswa. Kekecewaan demi kekecewaan terhadap kebijakan yang diambil
pemerintah terus bergulir. Meski kekerasan dianggap ‘perlu’, mahasiswa sebagai
kaum intelek harus tetap mempertimbangkan pesan-pesan intelektualitas dalam
tiap aksinya. Semangat perjuangan!